Minggu, Juni 14, 2009
DEKLARASI KALI SENTIONG
Dampak urbanisasi yang kini berlangsung menyebabkan ketidak seimbangan daya dukung luas wilayah dengan jumlah penduduk, berimplikasi pada meluasnya pemukiman padat dan “kumuh”. Ketidak teraturan (disiplin), tidak berfungsinya secara maksimal selokan dan kanal karena tersumbat kotoran, banjir dan sederetan hal-hal yang terkait dengan pola hidup sehat adalah gambaran keseharian melingkupi dipemukiman padat dan kumuh itu.
Potret diatas merupakan realitas kondisi sebagian wilayah Jakarta Pusat dengan luas wilayah 48,28 Km2, dihuni oleh 889.817 jiwa penduduk dan rata-rata volume sampahnya perhari mencapai 5000m3. Oleh sebab itu kekumuhan sering kali dijadikan “Kambing Hitam” oleh banyak kalangan termasuk didalamnya pemerintah daerah sebagai salah satu penyebab mendasar persoalan kebersihan (sampah) belum teratasi dengan baik.
Persoalan kebersihan adalah persoalan klasik yang tidak tuntas penanganannya. Di satu sisi, sarana dan prasarana yang tersedia masih terbatas, kalaupun ada terkesan diskriminatif hanya lokasi tertentu saja, tidak menjamah pada pemukiman padat.
Di sisi lain, belum terintegrasinya penanganan kebersihan dengan pelibatan seluas-luasnya partisipasi masyarakat, padahal fakta dibanyak kota-kota besar diluar negeri, partisipasi masyarakat amat penting, bahkan efektif.
Beragam upaya kearah terwujudnya Jakarta Pusat yang bersih dan indah nampaknya belum maksimal, walaupun supremasi itu berupa ADIPURA sudah kita raih, ada hal-hal yang urgent secara terus menerus di bangun agar kebersihan dan keindahan menjadi kebutuhan tiap-tiap individu didalam komunitas masyarakat.
Karena kebersihan dan keindahan menyangkut aspek prilaku sosial kemasyarakatan yang amat strategis, untuk terus diupayakan melalui sebuah gerakan kesadaran, pada gilirannya nanti akan menjadi sebuah kebutuhan yang hakiki.
Disadari atau tidak seringkali eksistensinya terlupakan oleh kita dalam rangka proses pembangunan. Padahal apabila kali sentiong dapat di benahi dengan baik, pada satu sisi ia merupakan bagian kehidupan yang vital bagi kelangsungan hidup, khususnya pemukiman disekelilingnya.
Disisi lain ia bagian ornament keindahan tata kota yang bisa diandalkan, bahkan dibanyak negara menjadi
maskotnya.